Monday, March 27, 2006

SEBUKU ROTI PENEBUS DOSA

Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahawa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sebuku roti."

Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga dia pun tergoda dalam pujuk rayunya dan bergelumang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri.

Setelah ia sedar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud. Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, kerana sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti.

Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bahagian, kerana disangka sebagai orang miskin. Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bahagian dari orang yang membahagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membahagikan roti itu ia berkata: "Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku." Orang yang membagikan roti itu menjawab: "Kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti." Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bahagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia. Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadat yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam. Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sebuku roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata: "Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sebuku roti itu!"

Wednesday, March 15, 2006

"wanita yang cantik"

Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya "Mengapa engkau menangis?" "Kerana aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya. "Aku tidak mengerti", kata anak itu. Ibunya hanya memeluknya dan berkata, "Dan kau tak akan pernah mengerti" Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?" "Semua wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya. Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita menangis. Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?" Allah berfirman:
"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan " "Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya " "Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh " "Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya " "Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya " "Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu " "Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk dititiskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan bilapun ia perlukan."
"Kau tahu:
Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, susuk yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya." "Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, kerana itulah pintu hatinya – tempat dimana cinta itu ada."

Setiap Wanita itu Cantik.

HIKMAH : BI ISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM
Oleh : ARMANSYAH

Ayat ini terdiri dari suku kata :

Bi ismi : Dengan (atas) nama
Al-laah : Maha Tuhan
Ar-Rahmaan : Maha Pengasih (pemurah)
Ar-Rahiim : Maha Penyayang (Cinta)

Keyword : Bertindak mewakili Allah Mengasihi dan Menyayangi Sesama Makhluk Allah

Sepintas, jika kita perhatikan terjemahan kata demi kata, sepertinya tidak ada hal yang istimewa dan sama sekali tidak mengandung suatu rahasia. Benarkah ?
Mari kita lihat.

Kata "Bi ismi" yang diterjemahkan menjadi "Dengan (atas) nama", memiliki arti sangat dalam, yaitu bertindak mewakili. Sebab seseorang yang berani menyebut diri sebagai "mewakili" sesuatu, maka itu berarti orang tersebut sudah sangat (atau setidaknya sudah) mengenal siapa yang diwakilinya. Tidak saja, dia mengenal siapa yang diwakilinya, tetapi dia juga mengetahui secara jelas dia akan mewakili dalam "hal apa".

Kata "Bi ismi Allah" atau "Bismillah …" mengandung arti bahwa seseorang yang menyebut kata itu adalah orang yang mewakili "Allah" Sang Maha Tuhan. Jika ada
"Maha Tuhan", tentulah ada tuhan-tuhan yang tidak Maha. Apakah yang dimaksud dengan Tuhan ? Tuhan adalah sesuatu yang dipatuhi. Siapa pun dan apa pun yang kita patuhi dia itu adalah tuhan. Kita patuhi atasan, maka atasan itu adalah tuhan.

Kita patuhi komputer, maka komputer itu adalah tuhan. Kita patuhi pemilik uang, maka pemilik uang itu adalah tuhan. Kita patuhi "kesenangan untuk menonton bola sepak", maka kesenangan untuk menonton bola sepak itu adalah tuhan juga. Akan tetapi "hanya ada satu yang benar-benar tuhan", yaitu "Sesuatu yang segala sesuatu lainnya, selalu patuh dan berhajat hanya kepada-Nya".

Siapakah Dia ? Dialah Allah, Tuhan yang Esa, yang memiliki segala kerajaan dilangit dan dibumi, Tuhan yang tidak pernah beranak maupun diperanakkan dalam berbagai sifat-Nya.

Pada ayat pembuka dari semua surah al-Qur'an ini, Allah itu disebutkan memiliki sifat-sifat : Ar-Rahmaan, yang berarti Maha Pengasih kepada semua yang membutuhkan sesuatu kebutuhannya dan Ar-Rahiim, yang berarti Maha Penyayang atau Maha Mencitai kepada semua yang membutuhkan Cinta.

MEWAKILI SIFAT AR-RAHMAAN

Kita tahu semua makhluk hidup termasuk kita memiliki kebutuhan pokok untuk hidupnya. Misalnya kita butuh udara, kita butuh air, kita butuh cahaya, kita butuh tenaga dan lain sebagainya. Semua ini telah disediakan oleh Allah. Kita tinggal mengambilnya dan tinggal menikmatinya. Maka sifat Ar-Rahmaan yang ada pada Allah ini juga akan diwakili oleh orang yang menyebutkan dirinya telah mewakilinya.

Apa yang dilakukan oleh orang yang mewakili sifat ini ? Ialah selalu bersedia menolong "mengambilkan" seluruh kebutuhan yang dibutuhkan oleh makhluk Allah.
Jika ada anjing yang kehausan, maka dia akan mengambilkan air untuk diminum bagi anjing itu. Jika ada orang kelaparan, maka dia dengan senang hati akan menolong mencari dan mengambilkan makanan dan minuman untuk orang yang kelaparan itu. Pendeknya, kapan saja dia menemukan makhluk yang memerlukan kebutuhannya, maka tugas "wakil Allah" itu adalah menolong menyediakan dan memberikan kepada makhluk tersebut.

MEWAKILI SIFAT AR-RAHIIM

Ar-Rahiim adalah salah sifat Allah yang bermakna bahwa Allah itu adalah satu-satunya yang Maha Menyayangi hamba-Nya. Di dalam suatu keluarga, orangtua mengasihi seluruh anak-anak mereka. Namun demikian, kadangkala tidaklah semua anak disayanginya. Mungkin hanya satu atau dua yang disayanginya disebabkan bermacam hal yang menyebabkannya. Adakalanya seorang orangtua sangat sayang kepada anaknya karena anak itu selalu mengerti apa yang diinginkan oleh orangtuanya.

Ada kalanya juga karena anak itu selalu patuh kalau disuruh melakukan sesuatu.
Ada kalanya karena anaknya cacat dan menderita sejak lahir.

Latar belakang sehingga orangtua sangat menyayangi seorang anaknya memiliki kondisi yang berbeda-beda, sesuai dengan kondiri mereka masing-masing. Begitu juga terhadap seorang manusia yang mencintai lawan jenisnya. Ada kalanya bukan karena cantik dan gagahnya. Adakalanya bukan karena kayanya. Adakalanya bukan karena tutur-katanya.

Namun jika misalnya, orangtua sudah sangat menyayangi anaknya, maka apapun yang
dimintanya pasti akan diberikannya. Kalau belum ada, maka akan dicarikannya. Seseorang yang mencintai seseorang lawan jenisnya, maka dia akan berusaha memenuhi semua yang dibutuhkan oleh yang dicintainya itu.

Maka orang yang mewakili sifat Allah Ar-Rahiim ini, dia akan selalu menyayangi seluruh makhluk Allah ketika dia menemukan ada makhluk Allah yang menderita kesusahan padahal seluruh kebutuhan hidupnya sudah terpenuhi. Dia akan bertindak sebagai "Ayah kepada anak yang disayanginya" tanpa membeda-bedakan siapa makhluk itu.

Jika dia menemukan seekor harimau terjepit pohon yang tumbang, maka dengan kasih sayangnya, ditolongnya harimau itu dengan menyingkirkan pohon yang menghimpitnya. Dia tidak akan sembarangan membunuh binatang jika bukan karena memang dibutuhkannya.
Tentu saja, orang yang mewakili sifat Ar-Rahiim ini tidak akan mau menyakitkan hati orang atau makhluk lainnya, karena dia yakin, jika dia menolong makhluk Allah, tentulah Allah akan selalu menolong dia.

Bila Aku mencintai hamba-Ku, maka :
Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar
Menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat
Menjadi tangannya yang dengannya ia memukul keras
dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan
Jika ia memohon kepada-Ku sungguh akan Aku karuniakan dirinya
Dan bila ia memohon perlindungan-Ku, Aku akan melindunginya
Hadist Bukhari

Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, akupun mendekat kepadanya sehasta
Dan jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, niscaya Aku mendekat kepadanya sedepa
Dan jika ia datang kepada-Ku berjalan, maka Aku mendatanginya sambil berlari
Hadist Riwayat Syaikhani dan Turmudzi dari Abu Hurairah

MULIANYA ORANG YANG MENYATAKAN :
BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIM


Betapa mulianya orang yang menjadi wakil Allah itu bukan ? Beranikah kita mewakili Allah dengan sifat-sifatnya ? Maka setiap kita menyebutkan ayat "Bismillaahir rahmaanir rahiim", itu berarti kita telah menyatakan bahwa diri kita dengan sepenuh hati bersedia bertindak mewakili Allah untuk menyebarkan dan mencontohkan sifat kasih dan sifat sayangnya itu kepada seluruh makhluk Allah.

Jika bersedia, maka mulailah segala sesuatunya dengan pernyataan "Bismillahir rahmaanir rahiim". Jika belum mampu, maka belajar adalah jalan terbaik untuk menjadi mampu. Allah hanya membebani kita sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

Untuk kita renungkan bersama :

Bahagialah mereka yang diamnya berfikir, memandangnya mengambil pelajaran, mendengarnya mengambil hikmah, dan dalam tindakannya orang mengenal indahnya ajaran Islam.

"If you are not a part of the solution, You are a part of the problem"

Friday, March 10, 2006

Assalamualikum...w.b.t.

Salam mahabbah buat teman2 sume. Mcmn perjalanan kehidupan hari ini? Hope stay cool. Saya lak alhamdulillah, mcm biasalah. Malam tadi...dhla tido lewat. Almaklumlaa ada aje keje yang kene buat. Ahli bait dah lali dah dgn diri ni.

Hari ni tibe2 je berhajat nk buat blog. Lama dh sbnrnye nk buat blog sendiri, tpnye ermm...xder org nk ajar. Tambah lak saya ni cetek ilmu sikit dlm bidang IT ni. Thanks alot la kat adik zainab ni...ntahlaa xtau nk kata klo xpandai buat ntah smpai bila nk maju setapak ke depan mcm dia...btl x? kayla nnti smbg lg di episod akan datang...wassalam.